Apabila
Shah Jehan membina Taj Mahal, dia hanya memikirkan isterinya. Tentu dia tidak
terfikir Taj Mahal akan menjadi tumpuan pelancong dan kesan cintanya itu akan
mengheret jutaan manusia untuk datang ke Taj Mahal. Bahkan dia juga tidak
pernah terfikir bahawa Taj Mahal itu juga akan memberi kesan dalam hidupku.
Dia tak peduli tentang kewujudanku.Apa
yang dia peduli ialah cintanya kepada Mumtaz.
‘’Kenapa
aku harus pergi ke India sedangkan dia berada di Jepun?’’
Rumi mengukir senyuman.
‘’Cinta
itu yang boleh dimiliki apabila kesunyian menghidupkan semula rohmu yang telah
mati. Seperti jasad yang sunyi berada di perut bumi, begitu jugalah dengan roh
yang mati. Ia hanya bisa dihidupkan dengan bisikan kesunyian. Kesunyian itu
akan menguji sama ada engkau bisa hidup bersendirian atau tidak.’’
‘’Kenapa
kesunyian harus tahu aku bisa hidup sendiri atau tidak?’’
‘’Dunia
ilham diisi dengan suara-suara kesunyian yang akan menghidupkan alam di dalamnya.
Suara-suara itu akan menyapamu dengan bisikan bahawa kalau engkau tidak bisa
hidup dalam kesunyian maka engkau tidak bisa mempercayai dirimu sendiri.
Apabila engkau tidak percaya kepada diri sendiri akan sukarlah engkau untuk
mengenali diri. Apabila engkau tidak mampu mengenali dirimu sendiri, jangan
engkau harap engkau bisa mengenali orang lain.
Kalau
engkau tidak bisa berbicara dengan dirimu, jangan engkau sangka engkau bisa
berbicara dengan orang lain tentang cinta. Jika engkau tidak bisa mencintai
dirimu sendiri, cinta tidak akan bisa membawamu untuk mencintai orang lain.
Engkau
hanya mengetahui apa yang kau mahu dan apa yang engkau miliki dalam kehilangan.
Sesungguhnya kehilangan itu akan mengembalikan semula apa yang telah ia ambil
dalam keadaan yang tidak engkau sangka. Ia bergerak dalam cara yang misteri;
tidak bisa engkau jangka bila ia akan datang.
Tetapi,
apabila ia datang, jangan pernah menolak kehadiran dirinya.’’
‘’Aku
hilang diriku. Aku hilang cinta. Aku hilang Faten Liyana. Apa lagi yang bisa
aku harapkan dalam kehidupanku ini?’’ ujarku dalam suara yang menekan hiba.
‘’Engkau
telah kembali dalam cinta yang pernah engkau tinggalkan. Kembalinya engkau ke
dalam dunia ilham adalah langkah pertama bagaimana Tuhan mahu mengajarmu erti
kehidupan. Sebelum engkau hilang segalanya, Tuhan telah membawamu kembali ke
dalam dunia ilham agar engkau bisa hidup semula dalam manusia-manusia yang
engkau akan lihat di India. Mereka adalah jelmaan dirimu.
Engkau akan melihat dirimu dalam mata mereka
yang mana akan bersatu untuk menghidupkan semula rohmu. Penyatuan itu berlaku
apabila engkau bersendirian dan waktu itu seluruh alam akan tunduk menunaikan
hajatmu. Merekalah refleksi versi dirimu dan belajarlah daripada mereka tanpa
ragu dan malu. Mereka akan memberi erti manusia dan engkau memahaminya dengan
bisikan cinta di dunia ilham.
Di
India, engkau akan belajar tentang cinta; erti cinta yang telah Tuhan sediakan
untuk kehidupanmu.
Apabila
engkau telah mengenali dan mencintai dirimu, cinta akan datang memimpin
tanganmu untuk mencintai perempuan yang engkau cintai selama ini.
Cukuplah
bagi kita ini Allah, Dia sebaik-baik Peneman dan Penolong,’’ ucapnya lagi
sambil memelukku dan berlalu pergi.
Saat
itu, aku mula merindui Maria. Gadis yang pernah hidup dalam hatiku dan telah
mengajarku kembali untuk mempercayai cinta di saat cinta pergi daripada
kehidupanku.
‘’Janganlah bersedih.’’
Maria
memandangku dengan senyuman. Sebuah senyuman yang jernih tetapi penuh dengan
ketenangan dan auranya yang tersendiri.
Dia
menemaniku melihat cinta berlalu pergi dalam kehidupanku. Menanti bersamaku
dalam keresahan apakah aku akan tidak menemukan cinta lagi selepas ini.
‘’Cinta
akan datang kembali. Apabila ia datang, sambutlah ia sebagaimana engkau
menyambut kehadiranku tanpa sebarang prejudis. Terimalah ia sebagaimana engkau
menerima kehadiranku dalam kehidupanmu. Cintailah ia sebagaimana tangan kita
berdua bergenggaman di saat nafas terakhir berada di hujung peluru yang
menembusi jasad kita berdua.
Jangan
pernah engkau melepaskannya lagi,’’ ucapnya sambil menatap mataku.
Aku
melihatnya kembali. Menembusi anak matanya adalah sebuah makna yang akan
diungkapkannya sebentar lagi.
‘’
Cintailah dia sebagaimana matamu ini menembusi jasadku. Jangan engkau bataskan
cinta itu hanya pada jasad tetapi cintailah dia sehingga engkau dapat merasakan
rohnya berada dalam cintamu. Sesungguhnya itulah makna yang engkau rasakan
ketika ini.’’
Daripada novel 7304
cinta akan selalu ada sekalipun kita membencinya. cerita yang menarik
ReplyDelete